“Nanti aja ya ? kalau sudah sampai rumah
aku kasih tau,” ucapnya
“Hm.. baiklah,”
*
“We’re home!” Charles memberi salam
“Um, Carla tidak ada, kemana dia?” tanyaku
“Probably.. Doing a mission, right now,”Charles
menghempaskan tubuhnya ke kasur
“Oh.. aku Cuma penasaran,” ucapku ragu
“Penasaran tentang?” dia mengubah posisinya
menjadi posisi duduk
“Bagaimana jika.. ada Grim Reaper yang
melanggar peraturan?” tanyaku
“Um.. aku yakin 100% kamu tidak akan
sanggup mendengarnya,” dia membuka laptopnya
“Memangnya kenapa?” aku mendekati Charles
“Well, mereka pasti sudah dibakar sampai
hangus dan beberapa diantaranya bergentayangan di dunia manusia. Pft, membuat
kotor dunia, saja,” dia mencari sesuatu di internet
“Oh, memang kesalahan apa contohnya?”
tanyaku sambil melihat yang dia search
Tertulis:
“Donna Rose Abigal the leader of the grim
Reaper 1994-2015,”
“Donna Rose Abigal?!” pekikku
“Um, iya? Kau kenal dia?”
“M.. ada apa dengan dia? Dia pemimpin grim
Reaper tahun 1994 sampai 2015? Lalu? Dia kemana?” tanyaku penasaran
“Um, dia telah melakukan hal buruk yang
sangat fatal, melanggar aturan Grim Reaper. Jadi, dia dibakar, dan tahtanya
diwariskan ke anaknya. Namun, karena anaknya masih manusia dan belum meninggal,
Um, well.. walaupun meninggal, hanya 1/1000 kemungkinan dia bisa sampai ke
dunia Reaper. Dan, yah.. kekuasaan saat ini diambil oleh saudara laki lakinya
dan istrinya,” jelas Charles
Aku menatap Charles tanpa kata kata
“Oh, iya. Ini foto Donna Rose Abigal, dia
adalah wanita yang cantik. Dan ini disebelah kiri, adalah anak perempuannya,”
dia memberitahuku sebuah foto di internet.
Aku masih terdiam tanpa kata kata
memandangi foto itu.
“Kau, tahu.. entah kenapa ketika aku
memandangmu, itu mengingatkanku terhadap Ratu Agung Reaper Donna, kalian berdua
sangat mirip,” dia memandangku dan tersenyum
“Charles.. memang apa yang dia perbuat
sampai dia terbakar?” tanyaku sambil menahan air mata
“Um.. dia.. menikah dan mempunyai anak dengan
manusia. Pft, bodoh ya?” dia tertawa
Aku hanya menunjukkan senyum palsuku.
“Ah, Charles. Aku mau keluar ya, cari udara
segar,” pamitku sambil beranjak dari dudukku
“Oke, jangan lama lama, ya.. Reaper
dilarang berkeliaran sesudah jam 08.30 Malam..” pesannya
“Siap,” aku membuka pintu dan keluar
*
Aku berjalan jalan di sebuah taman dekat
apartemen Reaperku, banyak bunga bunga. Namun, aku tidak dapat mencium baunya,
dan bunga disini berwarna gelap dan putih. Aku duduk di bangku sambil memetik
satu bunga.
“*Menghela Nafas* jadi.. aku anak dari
mantan pemimpin Reaper?” aku memandangi sabitku
Kupegang sabit coklatku itu dengan
tanganku.
“B.. bisakah kau menjelaskan semuanya,
Sabit?” aku bertanya kepada sabit tak bernyawa itu.
Tentu saja, dia pasti diam. Dan tidak
bergerak.
“Huh, bodohnya aku, berbicara dengan
sabitku sendiri,” aku memeluk sabit itu dan memejamkan mata
*
Ketika aku membuka mata, aku berada di
suatu tempat, tapi masih di dunia Reaper.
“Aku dimana?” tanyaku
Aku melihat seorang Reaper sedang berbicara
kepada Reaper lain, aku berusaha bertanya kepada mereka
“Um.. permisi, saya ingin bertanya, ini
dimana, ya?” tanyaku sopan
Namun, mereka tidak bereaksi dan terus
berbicara.
“Um.. permisi?” aku menggoyangkan tanganku
didepan wajah mereka
“Tidak bereaksi”
batinku
Aku mendapat ide untuk mendapatkan
perhatian mereka dengan menepuk bahu mereka. Akupun menepuk bahu salah satu
diantara mereka, alangkah terkejutnya aku. Ternyata.. TEMBUS!
“A..Apa?!” aku kaget dan menepuk bahu yang
satunya. Namun, tetap tembus
“A..Aku hantu?”
Karena aku tidak tahu apa yang harus
kuperbuat, aku pun lantas duduk dibawah, di lantai, dan mendengarkan
pembicaraan mereka.
“Hei, kau tahu tidak? Ratu Agung Reaper
Donna itu sangat baik, ya.. bijak dan adil,” ucap grim 1
“Iya, sangat cocok menjadi pemimpin, aku
harap dia terus yang akan memimpin kita,” grim 2 menambahkan
“Yah, tapi dia akan mati,” grim 1 terlihat
sedih
Aku rada kaget mendengar pembicaraan
mereka. Tiba tiba suasana menjadi riuh.
“Eh, ratu mau lewat.. Ratu Agung Reaper mau
lewat!” Seorang grim reaper mendatangi kedua grim reaper itu memberi peringatan
Tiba tiba, datanglah kereta yang dibawa
oleh 2 kuda hitam dan putih ke arah kami, dan aku bisa melihat jelas bahwa yang
di dalam kereta itu adalah Donna Rose Abigal, aku lantas cepat cepat melompat
ke kereta itu dan duduk disampingnya.
“Ibu..” panggilku
Tentu, dia tidak merespon dan
dia menunduk, seperti ada masalah.
“Angelina Rea Perrie
Jesselyn.. putri kecil ibu..” dia menangis, tangisannya membasahi foto yang dia
pegang.
“Ibu.. Angel disini..”
gumamku sambil meneteskan air mata
“Jika ibu telah tiada di alam
semesta ini, ingatlah, ibu pasti akan terus memperhatikanmu dari sisi lain..
ibu sangat menyayangimu.. Walaupun, ibu jarang ada dirumah,” dia membersihkan
foto itu dari air matanya
“Ibu.. jangan bilang ini
2015? Ibu akan dibakar?” aku menatap penuh kegelisahan dan air mata
Firasatku benar, kereta ini
mengarah ke sebuah tempat dengan halaman yang sangat luas. Ibuku dikawal oleh
grim grim reaper menuju halaman itu. Disana, banyak sekali grim reaper yang
menyaksikan dan ibuku berhadapan dengan grim berhoodie kuning (Ugh, lagi?)
“Greetings! Donna Rose
Abigal! Sudah siap untuk upacara pembakarannya?” Tanya grim itu
“Apapun akan kulakukan, ini
kesalahanku, aku harus bertanggung jawab,” jawab ibuku pasrah
“Haha, mari kita mulai
upacaranya!” sambut grim itu
*
“Pertama tama, upacara
penyerahan tahta. Baiklah, Donna Rose Abigal, apakah kau rela dan bersedia
sepenuh hati menyerahkan harta, tahta dan tanggung jawabmu sebagai leader of
Grim Reaper kepada adik laki lakimu? Stone Burgund Abigal?” Tanya grim
berhoodie kuning itu
“Saya rela dan bersedia!”
jawab ibuku berlinang air mata
“GREAT!”Teriak laki laki yang
kupercaya adalah pamanku
“Sekarang, upacara pembakaran
dimulai,” ucap Grim Berhoodie kuning itu.
Para grim menyiapkan banyak
kayu bakar dan sebuah gantungan, tidak lama kemudian, ibuku dituntun ke
gantungan. Dan dia digantung dengan tali di tangannya, dan kayu bakar dibawah
kakinya. Dan, api menyala, dilemparkan ke kayu bakar tersebut. Benar benar
peristiwa yang tidak sama sekali ingin kusaksikan!
“IBU!”Teriakku histeris, air
mataku sudah banyak yang ku keluarkan.
Melihat ibu kandung sendiri
terbakar? Dan itu menjadi tontonan? Aku tidak akan tinggal diam. Aku berlari ke
arahnya dan berusaha mematikan api itu. Tapi, it’s useless.. aku menyerah,
tubuh ibuku sudah menjadi abu, dan aku berlutut, menangis sejadi jadinya.
*
Aku terbangun. Kulihat sabit
yang ada dipelukanku.
“Itu tadi mimpi?” gumamku
“Hey, nak.. mana baju
Reapermu? Ini sudah larut nak, Reaper dilarang berkeliaran 30 menit lagi,
pulanglah ke apartemenmu,” tiba tiba seorang reaper bersuara kakek kakek
mengingatkanku
“Ah, iya tuan, terimakasih,”
aku berlari menuju apartemenku
*
“Hosh hosh,”aku ngos ngos an
“Hey, Angel. Kok larut sekali
sih? Aku khawatir terjadi apa apa padamu, tadi aku cari kamu keseluruh
apartemen dan di sekitar apartemen tahu.. enggak ada,” jelas Charles
mendatangiku
“Ah, aku tadi ditaman,”
jawabku sambil duduk di kursi
“Aku tadi sudah cari disana,
tapi kamu enggak ada,” dia duduk disampingku
“Hm.. aku tadi disana kok,
mungkin, kamu enggak liat,” tebakku
“Hm.. mungkin, ya,”
*
“Ah, aku tidak bisa tidur,
memikirkan soal ibuku,” gumamku
“Eh, kau bilang apa tadi?” Tanya
Carla yang mendengar gumamanku
“Eh enggak ada, Car..” elakku
“Jangan bohong, kalau ada
masalah, cerita aja sama aku, maaf, kemarin dan tadi aku sempat jahat ke kamu,”
dia meminta maaf
“Ah, iya.. enggak apa apa,”
jawabku
“Kalau ada masalah cerita,
ya.. aku tidur dulu, bye..” dia tidur di tempat tidurnya
“Good Night Carla,” ucapku
“Good Night too,” balasnya
Sementara itu, terdengar
dengkuran keras yang dibuat oleh Charles. -_-