“Ding Dong!”
“Ah, bunyi apa itu?” tanyaku penasaran
“Ah! Itu tandanya makan malam sudah siap!”
jawabnya
“Aku wajib ikut?” tanyaku
“Kau belum dilantik, sayang. Sehingga, gak
wajib. Tapi, kau mau menemaniku, kan?” dia memohon sambil memegang tanganku
“Umm.. baiklah,” jawabku
*
“Selamat datang di perjamuan makan malam
antar Grim Reaper,” seorang Grim Reaper menyambut kami di depan aula perjamuan
“Ah, terimakasih. Wow! Aula ini sangat
besar!” ucapku terkagum kagum
“Ooh, tentu saja. Untuk memuat 17.856 Grim
Reaper, dibutuhkan tempat yang luas, bukan? Kalian pasangan yang sangat serasi.
Tampan dan cantik! Ini nomor kursi kalian,” sambutnya ramah
“Oh, terimakasih. Grim Reaper. Iya, pacarku
ini memang cantik,” Charles tersenyum padaku
“Um.. baiklah, terimakasih,” ucapku seraya
mengambil nomor kursi kami
*
“Kau duduk disini, ya,” ucapnya sambil
menunjukkan kursiku
“Iya, kita kan bersampingan. Btw kenapa ada
yang pakai hoodie dan ada yang tidak?” tanyaku sambil duduk di kursiku
“Perjamuan makan malam boleh memakai
pakaian resmi, dan pakaian bebas, tentu aku akan memakai pakaian bebas. Pakaian
resmi itu terlalu panas!” ujarnya
“Ooh, begitu. Baiklah, menu nya apa? Kamu
tadi sudah menjelaskan, bahwa Grim Reaper tidak butuh makan,” aku bingung
“Di dunia manusia, tapi, di dunia Reaper
tetap saja membutuhkan makanan, kalau tidak. Dia akan menghilang sendirinya,
dan kembali lagi lusa,” jelasnya
“Oke sip.” Aku menggangguk
*
“Kring..”
“Huh, bel lagi,” gumamku
Aku melihat pelayan pelayan berhoodie hitam
membawa makanan yang sangat banyak. Dan makanannya normal. Bahkan lebih
menggiurkan. Tidak, bukan karena aku lapar, memang kelihatan enak
“Wah.. kelihatan enak!” seruku sambil mau
mengambil sepotong ayam
“Eits,” Charles memukul tanganku
“Kenapa?” tanyaku tidak sabar
“Mentang mentang sudah meninggal ya, jangan
seenaknya. Kita masih memiliki norma dan etika. Kita harus menyebutkan janji
Reaper dulu sebelum makan, kemudian bersulang,” jelasnya rinci
“Aku tidak tahu janji Reaper itu apa,”
kataku jujur
“Ikuti saja nanti,” dia membetulkan sendok
dan garpunya
“Baiklah! Para Grim Reaper yang terhormat!!
Mari kita mengucapkan janji Reaper!” seorang Grim Reaper bertubuh besar tiba tiba
memberi aba aba
“GRIM REAPER.. KAMI BERJANJI AKAN MELAKUKAN
TUGAS KAMI. MENCABUT NYAWA NYAWA YANG PANTAS MATI DAN DIBAWA PERGI. JIKA TIDAK,
MAKA MATILAH KAMI,”
“Apa itu barusan, mengerikan seka-“
“CHEERS UNTUK GRIM REAPER!” mereka
bersulang, aku buru buru mengangkat gelasku
“Fiuh, jadi. Sudah selesai?” tanyaku
memastikan
“Iya, silahkan makan!” Charles mengambil
steak barbeque
“Sipp,” aku mengambil ayam untuk dimakan
*
“Wah, Charles. Tadi itu sangat
menyenangkan! Makanannya juga sangat jauh berbeda dengan yang didunia nyata.
Jauh lebih enak! *maafkan aku bi Zam:’v” aku membuka topik sambil membaringkan
tubuh ke kasurku
“Iya, bersiaplah untuk pelantikanmu besok,”
dia melipat selimutnya
“Pelantikan?” tanyaku
“Pelantikanmu sebagai Grim Reaper, sayang,”
dia mengusap kepalaku
Aku menatapnya dengan bingung. Dia menghela
nafas
“Jadi, pelantikan itu terjadi 2 kali
sebulan, pertama sehari setelah bulan baru, dan setelah bulan purnama. Jadi,
orang yang mati sebelum itu, mereka harus menunggu sampai bulan baru atau
purnama muncul. Barulah mereka akan dilantik. Setelah dilantik, mereka akan
diberi sabit coklat, juga diberi sihir, fungsinya untuk mengetahui misi mereka.
Dan misi mereka bisa membantu mereka naik sabit,” jelasnya sambil duduk
disampingku
“Oh. Begitu, warna sabit mempengaruhi,”
ucapku duduk
“Iya, jadi. Urutannya, sabit coklat, itu
untuk pemula, sabit hijau, sabit kuning, sabit biru, sabit ungu, sabit merah,
sabit hitam dan yang paling berbahaya dan yang paling tinggi tingkatannya
adalah sabit putih,” lanjutnya
“Kau sabit apa?” tanyaku
“Sabit biru,” jawabnya
“Jadi, seperti karate dan taekwondo, ya?
Hihihi,” aku meringis
“Aduh, lucu banget deh,” dia mencubit
hidungku
“Aduh, sakit, tauu,” aku mengerang
kesakitan
“Maaf nah, hehe.. lucu banget si-“
Tiba tiba pintu dibanting, ternyata itu
Carla. Sepertinya dia sedang marah, dia buru buru ke tempat tidurnya dan tidur
sembari menutup selimut
“Dia enggak suka
sama aku ya?” Batinku
Aku pergi ketempat tidurnya dan duduk
disampingnya yang sedang berbaring sambil menutup badan dan wajahnya dengan
selimut.
“Carla..” panggilku lembut
Dia tak menjawab, hanya tambah
meng-erat-kan genggaman tangannya di selimut yang digunakan untuk menutupinya.
Charles menghampiriku dan duduk disampingku
“Kamu marah, ya?” Tanya Charles sambil
menyentuh selimut Carla
Carla tetap saja enggan untuk membuka mulut
dan menjawab pertanyaan kami.
“Carla, maafin aku, ya. Kalau aku ada
salah, aku benar benar minta maaf,” aku meminta maaf padanya sambil menatap
kearah selimutnya
“Aku juga,” tambah Charles
“Pergi kalian,” pinta Carla. Akhirnya, dia
mengeluarkan dua patah kata
“Tapi-“ aku mengelak
“Udahlah, Ngel. Mungkin, dia lagi enggak
mau diganggu,” Charles menarik tanganku menuju ke kursi dan meja, kamipun
beranjak dari kasur Carla.
*
Mentari menyilaukan pandanganku, asalnya
dari jendela kamarku. Kira kira dimana bi Zam, ya? Tumben, belum bangunin aku,
Oh ya! Aku sudah mati ya kemarin.
“Selamat pagi Angel!” sapa Charles yang
menghampiriku
“Lho, Charles.. aduh, aku lagi bangun tidur,
pasti jelek banget,” aku malu sambil menutup muka dengan selimut
“Ah, enggak kok, tetap cantik, manis!”
pujinya
“Hei, jangan membuang buang waktu! Cepat
mandi, sana,” tiba tiba Carla menyaut dengan setengah berteriak
“Ah, baiklah,” aku menurut
*
“Angel, ini bajumu, ya,” ucap Charles
menaruh bajuku di kasur
“Aku harus pakai baju ini?” tanyaku
“Iya, wajib. Apalagi nanti kamu mau
dilantik,” jelasnya sambil mengambil handuk
“Yaudahdeh,” aku memakai baju itu
*
“Tringg.. Tringg..”
“Bel?” batinku
“Ah, itu dia, Ngel!” seru Charles
“Ap-“
“Pengumuman! Diberitahukan kepada Grim Grim
Reaper yang baru terlahir ke dunia Reaper, atau baru saja meninggal dan belum
dilantik, harap segera menuju ke aula pelantikan, memakai pakaian wajib Grim
Reaper. Diharapkan segera datang, karena pelantikan selesai jam 14.00,” speaker
mungil di atas dinding sebelah kiriku berbicara
Kulihat jam dinding yang besar terpampang
di depan mataku. Menunjukkan jam 13.45. Yaampun! Aku harus cepat cepat
“Pegang tanganku, kita akan melesat,”
perintah Charles
“Apa?!” aku bingung
Tanpa menjawab pertanyaanku, Charles
memegang erat tanganku dan melaju dengan kecepatan super duper cepat! Rambutku
saja berterbangan. Tak sempat aku berkomentar yang macam macam. Kami telah tiba
di sebuah bangunan besar nan megah, tetapi tidak memiliki warna dan corak yang
mencolok, hanya hitam dan putih.
“Sampai!” jelas Charles
“Cepat sana masuk,” perintahnya
“Um.. baik,” aku menurutinya
*
“Halo new Reapers!” sapa seorang Grim Reaper yang memakai hoodie berwarna
kuning, aneh, kenapa hoodienya warnanya kuning dan bukan hitam.
“Kalian akan dilantik, pertama tama,
jabatlah tangan teman teman kalian, dan buat lingkaran. Dan bacalah janji
Reaper, yang pengucapannya tulus, sabit Reaper akan muncul sendiri di
hadapannya, yang tidak, silahkan coba lagi, kalau tetap tidak berhasil,
silahkan coba bulan depan, atau dengan cara lain,” jelasnya memberi aba aba
Aku hanya menuruti katanya, aduh, aku lupa
janji Grim Reaper! Mukaku seketika memucat
“Ada apa?” Tanya Grim berhoodie kuning tadi
“Ah.. maafkan saya pak, saya lupa janji
Reaper..” jawabku jujur
“Haha, tidak apa apa, saya hargai
kejujuranmu. Tapi, saya tidak boleh memberi tahumu, kamu harus mencari cara
sendiri untuk memunculkan sabit itu selain mengucapkan janji Reaper,” jawabnya
Aku berpikir keras, apa yang bisa aku
perbuat? Sementara banyak diantara teman temanku yang sudah mendapatkan sabit, “Tuhan, tolong aku!”
“I.. see.. what you do, I’ll take you to
the heaven or hell.. Or the place you’d rather be than the earth. The place where
you belong to, so be kind to everybody, ‘cause you know, when the time is near,
you can see your destiny.. and when it’s gone, you can’t never fix the things
you’ve done,” seseorang bernyanyi disampingku
Aku melirik dan melihat kearahnya, tak
lama, sabit itu muncul bercahaya didepannya. Tapi, bukannya itu lagu yang
sering dinyanyikan ibuku saat masih kecil?
“Permisi, aku boleh bertanya?” aku berusaha
sopan kepadanya
“Oh, boleh, apa itu?” dia memalingkan
mukanya ke arahku
“Tadi itu apa ya? Kok bisa muncul gitu
sabitnya, tanpa kamu ngucapin janji Reaper?” Tanyaku
“Oh, itu lagu The National Grim Reaper
Anthem, aku hafal, soalnya teman sekamarku sering bernyanyi kayak gitu,”
jawabnya
“Oh,”
“Kalau itu aku juga
hafal, ibu sering menyanyikannya untukku setiap malam, baiklah, akan kucoba,”
batinku
“Pengumuman, 2 menit lagi selesai,”
peringatan dari grim berhoodie kuning
“Aduh, aku harus cepat cepat,” gumamku
“I see what you do, I’ll take you to the
heaven or hell. Or the place you’d rather be than the earth. The place where
you belong to .. so be kind to everybody, ‘cause you know, when the time is
near, you can see your destiny.. and when it’s gone, you can’t never fix the
things you’ve done,” nyanyiku. Aku membuka mata, tetap tidak ada apa apa.
“Sekali lagi!” aku tak patah semangat
“I see what you do, I’ll take you to the
heaven or hell. Or the place you’d rather be than the earth. The place where
you belong to .. so be kind to everybody, ‘cause you know, when the time is
near, you can see your destiny.. and when it’s gone, you can’t never fix the
things you’ve done,” aku memejamkan mataku penuh harapan
Sesuatu berkilau didepan mataku dan
mengeluarkan cahaya, sebuah sabit melayang dan jatuh tepat ditanganku. Benar
benar sabit yang cantik!
“aku..” gumamku
“Congratulations! You’ve received the Grim
Reaper brown sickle,” suara terdengar dari sabit coklat itu
“Um.. bisa bicara?” aku bertanya Tanya
Namun, sabit itu tak menjawab. Tiba tiba
sebuah hologram muncul didepanku, bertuliskan
“Congratulations Angelina Rea Perrie
Jesselyn for your inauguration! You can start your new mission by click the
buttons below,” tulisan di hologram itu
Aku memencet tulisan di tombol tersebut,
tertulis kata kata
“I’m sorry, there’s no mission for you
today, you can check again tomorrow,”
“Huh, baiklah,” gumamku. Hologram itu
hilang sendirinya
“Waktunya habis! Bagi yang belum berhasil,
coba lagi bulan depan, ya,” jelas hoodie kuning
“Fiuh, untuk aku sudah dilantik!” aku
merasa lega
*
“Charless!!!” panggilku
“Sudah sele-“ aku langsung memeluknya
sebelum dia menyelesaikan kata katanya
“Aku sudah dilantik!” seruku gembira
memeluknya erat
Dia tidak berkata apa apa, sesaat, aku
teringat, aku melepaskan pelukanku
“Eh, maafkan aku.. aku tidak bermaksud,”
aku meminta maaf
“Ah, tidak apa apa, aku suka kok! Cie, yang
sudah jadi Grim Reaper,” godanya
“Iya, hehe.. jadi, tugasku apa nih?”
tanyaku
*
Bersambung
No comments:
Post a Comment