“Hoahmm.. nyenyak sekali aku tidur. Jam
berapa ya sekarang?” tanyaku sambil melihat ke jam bekerku.
“Astagah! Sudah jam 06.45!” Jeritku sambil buru buru loncat dari
tempat tidur. Dan aku terjatuh ke lantai.
Aku sudah tak peduli dengan
rasa sakit itu, buru buru aku mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Setelah
itu, aku buru buru menuju dapur.
“Loh? Non Lina kok baru
keluar dari kamar? Sekarang sudah jam 06.53 non,” pembantuku memberitahu, Bi
Zaimah
“Iya, bi. Kok bibi enggak
bangunin Lina? Mama papa mana?” tanyaku sambil mengambil roti di meja dan
memakannya
“Tadi, mama sama papa katanya
ada urusan mendadak di kantor masing masing, tadi bibi udah bangunin, tapi non
enggak bangun sama sekali. Katanya 5 menit lagi,” jelas bi Zam seraya mencuci
piring
“Ooh, gitu.. terus Lina
diantar siapa, Bi? Pak Nono kan lagi sakit,” tanyaku sambil mencuci tanganku
“Katanya suruh naik ojek,
non. Diseberang rumah itu,” jawab bi Zam
“Oke, bi. Lina berangkat ya,”
salamku sambil keluar ke rumah.
Jalanan didepan rumahku benar benar padat! Banyak
sekali kendaraan berlalu lalang, pasti mau ke sekolah dan kantor,
“Aduh, udah mau
terlambat lagi, aku nekad aja deh, daripada telat. Toh, gak ada yang mau
menabrakku,” batinku
Aku berlari menerobos kendaraan di jalan,
tiba tiba. Ada sebuah truk melaju dengan kencang. Dan aku tertabrak
“Sakit rasanya,
tapi kenapa aku tidak bisa berteriak? Mama, papa. Tolong aku,” pikiranku
berkata begitu
Mataku tertutup setelah aku melihat banyak
orang orang yang mengerumuniku, tetapi kenapa ada yang memakai hoodie hitam dan
membawa sabit? “KENAPA TIDAK ADA YANG
MENOLONGKU?” tanyaku dalam hati
*
Cahaya yang sangat terang membuat mataku
membuka.
“Ah, terang sekali,” gumamku membuka mata
Seorang lelaki ber-hoodie berdiri
didepanku, iya, dia lelaki yang kulihat setelah aku tertabrak
“Dimana aku? Tunggu, aku belum mati. Siapa kau?
Dimana mama papa?” tanyaku berturut turut.
Dia hanya diam memandangiku. Tak lama, dia
melepas tudung di kepalanya, terlihat jelas wajahnya
“Tunggu, kau manusia. Jelaskan dimana aku!”
seruku
“Angelina Cahayarinda Puspita,” Panggilnya
“E..eh? Iya? Saya?” tanyaku
“Pilihlah salah satu pintu,” perintahnya
“Pintu? Apa..” aku tercengang melihat
deretan pintu yang berjajar dibelakangku, pintu itu berwarna warni, dan memiliki
motif.
“Kau serius? Ini terlalu banyak, untuk apa
juga aku harus melewatinya? Aku hanya ingin pulang,” ujarku
“Pintu yang kau pilih akan membawamu pada
pilihanmu, kalau kau tak memilihnya, tidak ada kemungkinan untuk kembali ke
kehidupanmu sebelumnya, bahkan sekecilpun. Tidak ada!” jelasnya dengan muka
datar
“Lalu, kalau aku memilih. Aku akan
dikembalikan ke kehidupanku yang sebelumnya?” tanyaku
“Tergantung pilihanmu. Sekarang cepat
masuklah, pekerjaanku banyak,” jelasnya sambil melipat tangannya di dada
“Hah? Memangnya kau kerja apa? Kau manusia,
kan? Kalau punya pekerjaan, jangan menculikku dong!” ucapku kesal
Dia menghela nafas, menatapku dengan
ekspresi dingin.
“Kenalkan, namaku Antonny Freddy Stephano,
aku adalah Grim Reaper mu. Malaikat mautmu,” jawabnya
“A..apa?! Grim Reaper?! Jadi, kau
mengatakan bahwa aku sudah mati?” tanyaku tak percaya
“Itu kenyataan, bodoh,” ejeknya sambil
memalingkan wajahnya
“Jangan mengejek juga, dong. Huh, baiklah,
kalau itu demi keluargaku dan orang yang kusayangi, aku akan melewati satu
pintu,” tekadku
“Cih, cepatlah,” tegasnya
Aku masuk kedalam pintu berwarna abu abu,
bermotif tengkorak, entah kenapa aku memilih pintu ini, mungkin, karena aku
penggemar rock sejati. Pintu itu membawaku ke dunia yang gelap, dan suram. Banyak
orang berhoodie seperti yang sebelumnya. Membawa sabit dan melayang, tidak
menapak di tanah.
“Tunggu, aku dimana sih?” gumamku
Tiba tiba ada seorang yang sejenis mereka
berdiri mengagetkanku dari belakang.
“Hoi, kamu baru, ya? Mana hoodie dan sabit
mu?” tanyanya
Suaranya perempuan. “Eh, aku tidak tahu,
sebelum aku kesini. Ada seorang yang seperti kalian memberitahuku kalau aku
sudah mati, namanya.. kalau tidak salah Antonny! Dan dia menyuruhku memilih
pintu untuk dilewati, dan aku memilih pintu ini.” Jelasku sejujurnya
“Oh, kau gadis yang cantik dan manis. Boleh
aku tahu kenapa kau meninggal? Sepertinya kau masih smp,” duganya
“Iya, namaku Angelina Cahayandari Puspita,
kelas 3 smp. Sebentar lagi mau lulus, mati karena tertabrak truk karena terburu
buru ingin ke sekolah,” jelasku
“Pft! Alasanmu konyol, sekaligus tragis. Niatmu
baik, tapi nasib berkata lain, baiklah, Angel. Ikut aku,” ajaknya sambil
menarik tanganku
“Eh? Kita mau kemana?” tanyaku
“Ikut saja!”
*
Dia membawaku kesebuah istana. Bukan! Lebih
tepatnya itu adalah bangunan yang menjulang tinggi! Sepertinya lebih dari 1000
lantai! Wow.. aku takjub
“Ini dimana?” tanyaku penasaran
“Apartemen,” jawabnya
“Kita tinggal di apartemen? Ternyata ini,
toh. Tempat tinggalnya malaikat maut. Megah dan mewah sekali,” ucapku
“Haha, ayo masuk,” ajaknya
*
“Sepertinya kau sekamar denganku, Ngel,”
ucapnya sambil memasukkan kunci ke lubang kunci kamarnya
“Nomor 234? Angka yang cantik,” gumamku
Dia membuka pintu, dan.. WOW! Mewah sekali,
tempat tidur berkualitas terbaik dan sangat luas berjumlah 3 buah, kamar mandi
berjumlah 3 juga, dilengkapi shower, bathtub, dan lain lain. Tv yang besar
seperti bioskop, Ac yang sangat dingin, lemari pakaian yang sangat besar
dilengkapi baju baju Grim Reaper. Huh, Membosankan, dan lain lain. Pokoknya lengkap
banget!
“Wow..” aku terkesima
“Mengagumkan?” tanyanya
“Lebih daripada itu!” seruku
“Tapi, mengapa berjumlah 3? Siapa satu
lagi?” lanjutku
“Sahabatku, namanya Charles,” jawabnya
“Apa?! Kau satu kamar dengan cowok, dan
biasa saja?” tanyaku terkejut
“Kami tidak melakukan apa apa, Ngel. Percayalah,”
ucapnya meyakinkan
“Aku tak bisa melihat raut mukamu,” ucapku
“Ah, baiklah. Biar kulepas, panas juga,”
dia menarik Hoodienya dan terlihat wajahnya. Dia adalah perempuan yang manis. Rambutnya
pendek berwarna coklat, matanya hijau, kulitnya sawo matang dan bibirnya berwarna
merah ke orange-an. Dan bulu matanya lentik
“Kau manis,” ujarku
“Terimakasih, kau lebih manis,” pujinya
“Oh, iya. Aku lupa bertanya, siapa namamu?”
tanyaku
“Carla,” jawabnya singkat
“Hanya Carla?” tanyaku
“Carla Valerina Belinda,” lanjutnya
“Wah, bagus. By the way, dimana Charles?”
tanyaku
“Entahlah, mungkin sedang menyelesaikan
tugasnya,” Carla duduk di tempat tidurnya
“Tugas apa?” aku duduk disamping Carla
“Mencabut nyawa orang, sebentar lagi dia
akan kembali,” jelasnya
“Apa? Kau bercan-“ omonganku terpotong
ketika ada seseorang yang mengetuk pintu
“Ah, mungkin itu Charles,” duga Carla dia
berdiri dan bergegas membuka pintu
“Ha, benar kan,” dia tersenyum
“Hai, Carla. Dan?” dia terdiam melihatku
“Umm.. aku Angelina,” jawabku berdiri
menghampirinya
“New Grim Reaper?” tanyanya
“Yups..” aku menggangguk
“Kenalin, namaku Charles Petra Riordan,
senang berkenalan denganmu, cantik,” dia berkenalan sambil melepas hoodie
“Ah, aku Angelina Cahayandari Puspita,” aku
tersenyum
Dia balik tersenyum kepadaku, ternyata dia
cogan! Sepertinya, Carla sedikit tidak suka aku berkenalan dengan Charles. Terlihat
di raut mukanya
“Sudah, sudah. Oh, iya, Angel. Kau kan
masih perlu banyak belajar tentang Grim Reaper, besok pagi kita akan latihan,”
ucap Carla
“Ah, baiklah.” Aku hanya mengangguk
“Eits.. Carla. Besok kan kau ada tugas,
sedangkan aku kosong, sebaiknya aku saja yang mengajarinya, hehe..” Charles
nyengir
“Tidak boleh! Charles, gantikan saja
tugasku,” dia membalas dengan tatapan tidak suka
“Kau kenapa sih? Akukan pengen lebih dekat
sama Angel, lagian kan yang dikasih tugas kamu, kok nyuruh aku?” dia menatap
sinis Carla
“Terserah. Lakukan apa yang kau inginkan,
Charles,” Carla membuka pintu dan keluar.
“Um.. ah, sepertinya gara gara aku,” aku
menunduk
“Hei, jangan salahkan dirimu, dia memang
sering seperti itu kok, jangan khawatir,” dia menenangkanku
“Baiklah,” aku berusaha positif thinking
“Kau ikut makan malam antar Grim Reaper
hari ini?” tanyanya
“Apa? Ah, aku tidak tahu. Aku baru mati
hari ini, aku tidak tahu apa apa tentang Grim Reaper,” jelasku
“Ooh, begitu. Jadi, makan malam antar Grim
Reaper, adalah makan malam yang digelar sebulan sekali, saat bulan purnama. Semua
Grim Reaper wajib datang, kecuali yang sedang bertugas dan yang sakit,”
jelasnya
“Grim Reaper bisa sakit?!” aku kaget
“Tentu, mau bicara tentang Grim Reaper
lebih detail?” tanyanya
“Oh, tentu,”
“Ayo, kita duduk di kursi itu, aku akan
membicarakan tentang semua tentang Grim Reaper,” jelasnya sambil menarikku ke
arah kursi yang ditunjuknya
*
Bersambung
No comments:
Post a Comment