Wednesday, April 5, 2017

GRIM REAPER

     “Hoahmm.. nyenyak sekali aku tidur. Jam berapa ya sekarang?” tanyaku sambil melihat ke jam bekerku.
      “Astagah! Sudah jam 06.45!” Jeritku sambil buru buru loncat dari tempat tidur. Dan aku terjatuh ke lantai.
      Aku sudah tak peduli dengan rasa sakit itu, buru buru aku mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Setelah itu, aku buru buru menuju dapur.
      “Loh? Non Lina kok baru keluar dari kamar? Sekarang sudah jam 06.53 non,” pembantuku memberitahu, Bi Zaimah
      “Iya, bi. Kok bibi enggak bangunin Lina? Mama papa mana?” tanyaku sambil mengambil roti di meja dan memakannya
      “Tadi, mama sama papa katanya ada urusan mendadak di kantor masing masing, tadi bibi udah bangunin, tapi non enggak bangun sama sekali. Katanya 5 menit lagi,” jelas bi Zam seraya mencuci piring
      “Ooh, gitu.. terus Lina diantar siapa, Bi? Pak Nono kan lagi sakit,” tanyaku sambil mencuci tanganku
      “Katanya suruh naik ojek, non. Diseberang rumah itu,” jawab bi Zam
      “Oke, bi. Lina berangkat ya,” salamku sambil keluar ke rumah.
Jalanan didepan rumahku benar benar padat! Banyak sekali kendaraan berlalu lalang, pasti mau ke sekolah dan kantor,
“Aduh, udah mau terlambat lagi, aku nekad aja deh, daripada telat. Toh, gak ada yang mau menabrakku,” batinku
Aku berlari menerobos kendaraan di jalan, tiba tiba. Ada sebuah truk melaju dengan kencang. Dan aku tertabrak
“Sakit rasanya, tapi kenapa aku tidak bisa berteriak? Mama, papa. Tolong aku,” pikiranku berkata begitu
Mataku tertutup setelah aku melihat banyak orang orang yang mengerumuniku, tetapi kenapa ada yang memakai hoodie hitam dan membawa sabit? “KENAPA TIDAK ADA YANG MENOLONGKU?” tanyaku dalam hati
*
Cahaya yang sangat terang membuat mataku membuka.
“Ah, terang sekali,” gumamku membuka mata
Seorang lelaki ber-hoodie berdiri didepanku, iya, dia lelaki yang kulihat setelah aku tertabrak
“Dimana aku? Tunggu, aku belum mati. Siapa kau? Dimana mama papa?” tanyaku berturut turut.
Dia hanya diam memandangiku. Tak lama, dia melepas tudung di kepalanya, terlihat jelas wajahnya
“Tunggu, kau manusia. Jelaskan dimana aku!” seruku
“Angelina Cahayarinda Puspita,” Panggilnya
“E..eh? Iya? Saya?” tanyaku
“Pilihlah salah satu pintu,” perintahnya
“Pintu? Apa..” aku tercengang melihat deretan pintu yang berjajar dibelakangku, pintu itu berwarna warni, dan memiliki motif.
“Kau serius? Ini terlalu banyak, untuk apa juga aku harus melewatinya? Aku hanya ingin pulang,” ujarku
“Pintu yang kau pilih akan membawamu pada pilihanmu, kalau kau tak memilihnya, tidak ada kemungkinan untuk kembali ke kehidupanmu sebelumnya, bahkan sekecilpun. Tidak ada!” jelasnya dengan muka datar
“Lalu, kalau aku memilih. Aku akan dikembalikan ke kehidupanku yang sebelumnya?” tanyaku
“Tergantung pilihanmu. Sekarang cepat masuklah, pekerjaanku banyak,” jelasnya sambil melipat tangannya di dada
“Hah? Memangnya kau kerja apa? Kau manusia, kan? Kalau punya pekerjaan, jangan menculikku dong!” ucapku kesal
Dia menghela nafas, menatapku dengan ekspresi dingin.
“Kenalkan, namaku Antonny Freddy Stephano, aku adalah Grim Reaper mu. Malaikat mautmu,” jawabnya
“A..apa?! Grim Reaper?! Jadi, kau mengatakan bahwa aku sudah mati?” tanyaku tak percaya
“Itu kenyataan, bodoh,” ejeknya sambil memalingkan wajahnya
“Jangan mengejek juga, dong. Huh, baiklah, kalau itu demi keluargaku dan orang yang kusayangi, aku akan melewati satu pintu,” tekadku
“Cih, cepatlah,” tegasnya
Aku masuk kedalam pintu berwarna abu abu, bermotif tengkorak, entah kenapa aku memilih pintu ini, mungkin, karena aku penggemar rock sejati. Pintu itu membawaku ke dunia yang gelap, dan suram. Banyak orang berhoodie seperti yang sebelumnya. Membawa sabit dan melayang, tidak menapak di tanah.
“Tunggu, aku dimana sih?” gumamku
Tiba tiba ada seorang yang sejenis mereka berdiri mengagetkanku dari belakang.
“Hoi, kamu baru, ya? Mana hoodie dan sabit mu?” tanyanya
Suaranya perempuan. “Eh, aku tidak tahu, sebelum aku kesini. Ada seorang yang seperti kalian memberitahuku kalau aku sudah mati, namanya.. kalau tidak salah Antonny! Dan dia menyuruhku memilih pintu untuk dilewati, dan aku memilih pintu ini.” Jelasku sejujurnya
“Oh, kau gadis yang cantik dan manis. Boleh aku tahu kenapa kau meninggal? Sepertinya kau masih smp,” duganya
“Iya, namaku Angelina Cahayandari Puspita, kelas 3 smp. Sebentar lagi mau lulus, mati karena tertabrak truk karena terburu buru ingin ke sekolah,” jelasku
“Pft! Alasanmu konyol, sekaligus tragis. Niatmu baik, tapi nasib berkata lain, baiklah, Angel. Ikut aku,” ajaknya sambil menarik tanganku
“Eh? Kita mau kemana?” tanyaku
“Ikut saja!”
*
Dia membawaku kesebuah istana. Bukan! Lebih tepatnya itu adalah bangunan yang menjulang tinggi! Sepertinya lebih dari 1000 lantai! Wow.. aku takjub
“Ini dimana?” tanyaku penasaran
“Apartemen,” jawabnya
“Kita tinggal di apartemen? Ternyata ini, toh. Tempat tinggalnya malaikat maut. Megah dan mewah sekali,” ucapku
“Haha, ayo masuk,” ajaknya
*
“Sepertinya kau sekamar denganku, Ngel,” ucapnya sambil memasukkan kunci ke lubang kunci kamarnya
“Nomor 234? Angka yang cantik,” gumamku
Dia membuka pintu, dan.. WOW! Mewah sekali, tempat tidur berkualitas terbaik dan sangat luas berjumlah 3 buah, kamar mandi berjumlah 3 juga, dilengkapi shower, bathtub, dan lain lain. Tv yang besar seperti bioskop, Ac yang sangat dingin, lemari pakaian yang sangat besar dilengkapi baju baju Grim Reaper. Huh, Membosankan, dan lain lain. Pokoknya lengkap banget!
“Wow..” aku terkesima
“Mengagumkan?” tanyanya
“Lebih daripada itu!” seruku
“Tapi, mengapa berjumlah 3? Siapa satu lagi?” lanjutku
“Sahabatku, namanya Charles,” jawabnya
“Apa?! Kau satu kamar dengan cowok, dan biasa saja?” tanyaku terkejut
“Kami tidak melakukan apa apa, Ngel. Percayalah,” ucapnya meyakinkan
“Aku tak bisa melihat raut mukamu,” ucapku
“Ah, baiklah. Biar kulepas, panas juga,” dia menarik Hoodienya dan terlihat wajahnya. Dia adalah perempuan yang manis. Rambutnya pendek berwarna coklat, matanya hijau, kulitnya sawo matang dan bibirnya berwarna merah ke orange-an. Dan bulu matanya lentik
“Kau manis,” ujarku
“Terimakasih, kau lebih manis,” pujinya
“Oh, iya. Aku lupa bertanya, siapa namamu?” tanyaku
“Carla,” jawabnya singkat
“Hanya Carla?” tanyaku
“Carla Valerina Belinda,” lanjutnya
“Wah, bagus. By the way, dimana Charles?” tanyaku
“Entahlah, mungkin sedang menyelesaikan tugasnya,” Carla duduk di tempat tidurnya
“Tugas apa?” aku duduk disamping Carla
“Mencabut nyawa orang, sebentar lagi dia akan kembali,” jelasnya
“Apa? Kau bercan-“ omonganku terpotong ketika ada seseorang yang mengetuk pintu
“Ah, mungkin itu Charles,” duga Carla dia berdiri dan bergegas membuka pintu
“Ha, benar kan,” dia tersenyum
“Hai, Carla. Dan?” dia terdiam melihatku
“Umm.. aku Angelina,” jawabku berdiri menghampirinya
“New Grim Reaper?” tanyanya
“Yups..” aku menggangguk
“Kenalin, namaku Charles Petra Riordan, senang berkenalan denganmu, cantik,” dia berkenalan sambil melepas hoodie
“Ah, aku Angelina Cahayandari Puspita,” aku tersenyum
Dia balik tersenyum kepadaku, ternyata dia cogan! Sepertinya, Carla sedikit tidak suka aku berkenalan dengan Charles. Terlihat di raut mukanya
“Sudah, sudah. Oh, iya, Angel. Kau kan masih perlu banyak belajar tentang Grim Reaper, besok pagi kita akan latihan,” ucap Carla
“Ah, baiklah.” Aku hanya mengangguk
“Eits.. Carla. Besok kan kau ada tugas, sedangkan aku kosong, sebaiknya aku saja yang mengajarinya, hehe..” Charles nyengir
“Tidak boleh! Charles, gantikan saja tugasku,” dia membalas dengan tatapan tidak suka
“Kau kenapa sih? Akukan pengen lebih dekat sama Angel, lagian kan yang dikasih tugas kamu, kok nyuruh aku?” dia menatap sinis Carla
“Terserah. Lakukan apa yang kau inginkan, Charles,” Carla membuka pintu dan keluar.
“Um.. ah, sepertinya gara gara aku,” aku menunduk
“Hei, jangan salahkan dirimu, dia memang sering seperti itu kok, jangan khawatir,” dia menenangkanku
“Baiklah,” aku berusaha positif thinking
“Kau ikut makan malam antar Grim Reaper hari ini?” tanyanya
“Apa? Ah, aku tidak tahu. Aku baru mati hari ini, aku tidak tahu apa apa tentang Grim Reaper,” jelasku
“Ooh, begitu. Jadi, makan malam antar Grim Reaper, adalah makan malam yang digelar sebulan sekali, saat bulan purnama. Semua Grim Reaper wajib datang, kecuali yang sedang bertugas dan yang sakit,” jelasnya
“Grim Reaper bisa sakit?!” aku kaget
“Tentu, mau bicara tentang Grim Reaper lebih detail?” tanyanya
“Oh, tentu,”
“Ayo, kita duduk di kursi itu, aku akan membicarakan tentang semua tentang Grim Reaper,” jelasnya sambil menarikku ke arah kursi yang ditunjuknya
*

Bersambung

No comments:

Post a Comment